
Khususnya di Sillanan-Pemanukan (Tallu Lembangna) yang dikenal dengan istilah Ma'duangtondok terdapat tongkonan yaitu Tongkonan Karua (delapan rumah tongkonan)dan Tongkonan A'pa'(empat rumah tongkonan)yang memegang peranan dalam masyarakat sekitar. Tongkonan karua terdiri dari: 1. Tongkonan Pangrapa'(Kabarasan) 2. Tongkonan Sangtanete Jioan 3. Tongkonan Nosu (To intoi masakka'na) 4. Tongkonan Sissarean 5. Tongkonan Tomentaun 6. Tongkonan Tomanta'da 7. Tongkonan To'lo'le Jaoan 8. Tongkonan Tomassere' Tongkonan A'pa' terdiri dari: 1. Tongkonan Peanna Sangka' 2. Tongkonan To'induk 3. Tongkonan Karorrong 4. Tongkonan Tondok Bangla' (Pemanukan)
Banyak rumah adat yang konon di katakan tongkonan di Sillanan, tetapi menurut masyarakat setempat, bahwa yang dikatakan tongkonan hanya 12 seperti tercata di atas. Rumah adat yang lain disebut banua pa'rapuan. Yang dikatakan tongkonan di Sillanan adalah rumah adat dimana turunannya memegang peranan dalam masyarakat adat setempat. Keturunan dari tongkonan menggambarkan strata sosial masyarakat di Sillanan. Contoh Tongkonan Pangrapa' (Kabarasan)/ pemegang keuasaan pemerintahan. Bila ada orang yang meninggal dan dipotongkan 2 ekor kerbau, satu kepala kerbau dibawa ke Tongkonan Pangrapa' untuk dibagi-bagi turunannya. Stara sosial di masayarakat Sillanan di bagi atas 3 tingkatan yaitu: 1. Ma'dika (darah biru/keturunan bangsawan); 2. To Makaka (orang merdeka/bebas); 3. Kaunan (budak), budak masih dibagi lagi dalam 3 tingkatan.
Sejarah Kabarasan:
Pada awalnya Kabarasan dipegang oleh Tintribuntu yang berkedudukan di Buntu Lalanan (rumah adat Buntu sebelah barat). Kemudian Anaknya Tintribuntu yaitu Tome kawin dengan anak dari Tongkonan Sangtanete Jioan (Tongkonan Sangtanete sebelah timur). Sampai dipertahankan oleh Pong Paara' di Sangtanete Jioan. Setelah Pong Paara' meninggal (tidak ada anaknya), akhirnya muncul pemberani dari Doa' (Rumah adat Doa') yaitu So'Padidi (alias Pong Arruan). Kabarasan dipindahkann ke Doa'. Kekuasaan lemah di Doa' setelah So' Padidi meninggal, karena semua anknya adalah perempuan 3 orang, sehingga muncul tipu muslihat yang mengatakan bahwa bisa di potongkan kerbau 3 ekor saja. Karena minimal kerbau dikorbankan adalah 4, maka Doa' dianggap tidak mampu memegang kekuasaan. Akhirnya dibawa Boroalla ke Tonngkonan Pangrapa', sampai saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar